Hallo, Selamat Datang!

HMTL UII

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia Salam Lestari

Hello

KamiHMTL UII

Selamat datang di website Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia. Website ini dibuat sebagai media informasi dan komunikasi untuk mahasiswa serta masyarakat. Disini anda dapat mengenal lebih dekat tentang profil, program kerja, dan kegiatan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Pengurus Inti

  • Ghallab Eterno R.R.R

    Ketua Umum HMTL UII

  • Akhsan Pancabahana

    Wakil Ketua Internal

  • Naila Syafa'atul Udzma

    Sekretaris I

  • Rifqi Ilham Pratama

    Wakil Ketua Eksternal

  • Yusrina Nurjannah

    Bendahara I

  • Adelta Mevas Aquarista

    Sekretaris II

  • Syafa'atush Shidqina Muttaqin

    Bendahara II

departemen

  • Dalam Negeri

    More

  • Hubungan Luar

    More

  • Informasi & Komunikasi

    More

  • Kewirausahaan

    More

  • Minat Bakat

    More

  • Pengabdian Masyarakat

    More

  • Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

    More

  • Keilmuan

    More

MATRIKS HMTL SEPTEMBER 2024

Latest Post

ISU LINGKUNGAN


Perubahan Iklim dan Ketidakstabilan Cuaca: Dampak Global dan Lokal di Pertengahan 2025


Pertengahan tahun 2025 menjadi penanda jelas bagaimana cengkeraman perubahan iklim semakin mengencang, memicu fluktuasi pola cuaca yang tak terduga, baik di skala global maupun lokal. Ironisnya, di saat sebagian besar wilayah Indonesia seharusnya menikmati puncak musim kemarau, sejumlah daerah justru dihantam pola cuaca anomali, menunjukkan ketidakstabilan iklim yang nyata.


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya potensi curah hujan lebat di wilayah tertentu, bahkan kerap dipicu oleh pola siklonik, sebuah kontradiksi tajam dengan prediksi musim kemarau. "Pola siklonik lokal, meskipun tidak selalu berkembang menjadi badai tropis, dapat memicu awan konvektif kuat dan curah hujan ekstrem dalam waktu singkat, bahkan di tengah periode kering," jelas seorang klimatolog dari BMKG, menyoroti kompleksitas dinamika atmosfer saat ini. Fenomena ini bukan hanya sekadar anomali, melainkan cerminan dari pola cuaca yang semakin sulit diprediksi dan menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian, manajemen bencana, serta kehidupan sehari-hari masyarakat.


Dampak langsung terasa di lapangan. Di beberapa wilayah sentra pertanian di Jawa, petani menghadapi kebingungan akibat hujan tak terduga yang mengganggu jadwal tanam dan panen, mengancam produktivitas pangan nasional. Sementara itu, di daerah perkotaan, banjir bandang sesaat akibat hujan intensif sering kali mengejutkan warga, meskipun intensitas hujan secara keseluruhan dalam periode ini lebih rendah dari musim hujan normal. Bahkan di tengah periode yang seharusnya kering, peringatan akan bencana hidrometeorologi seperti banjir kilat dan longsor tetap dikeluarkan, menggarisbawahi kerentanan Indonesia terhadap dampak iklim yang semakin ekstrem. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian hidrometeorologi yang tidak biasa dalam lima tahun terakhir, bahkan di luar musim puncaknya.


Tidak hanya di Nusantara, krisis iklim juga menampakkan wajah mengerikannya di belahan dunia lain. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyoroti gelombang panas ekstrem yang mematikan di Eropa, dengan suhu mencapai rekor tertinggi di beberapa kota besar. "Ribuan korban jiwa telah berjatuhan akibat heatstroke dan komplikasi terkait panas, membebani sistem kesehatan yang sudah ada," ujar juru bicara WMO dalam konferensi pers virtual. Tragedi ini menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa bahaya nyata dari krisis iklim melampaui sekadar peningkatan suhu rata-rata; ia memicu fluktuasi cuaca ekstrem dan ketidakpastian yang lebih besar, mengancam kesehatan, mata pencarian, dan keberlangsungan hidup. Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga mengindikasikan bahwa frekuensi dan intensitas gelombang panas akan terus meningkat secara global di masa depan, seiring dengan percepatan pemanasan global.


Fenomena-fenomena ini menegaskan bahwa tidak ada wilayah yang kebal terhadap dampak perubahan iklim. Pola cuaca yang semakin tidak stabil dan sulit diprediksi menuntut respons yang cepat dan komprehensif. Oleh karena itu, langkah adaptasi terhadap kondisi yang semakin tak terduga ini menjadi sangat mendesak. Infrastruktur yang tangguh, seperti sistem drainase perkotaan yang lebih baik dan bendungan yang mampu menahan curah hujan ekstrem, sistem peringatan dini yang efektif berbasis teknologi informasi, serta edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana adalah kunci untuk membangun ketahanan menghadapi cuaca yang semakin tidak menentu. Pemerintah daerah di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan kementerian terkait, sedang didorong untuk menyusun rencana adaptasi iklim yang spesifik sesuai karakteristik wilayah masing-masing.


Bersamaan dengan adaptasi, urgensi untuk memperkuat strategi mitigasi global juga tak terbantahkan. Mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis melalui transisi energi bersih dari bahan bakar fosil ke sumber terbarukan, praktik industri yang berkelanjutan dengan teknologi rendah karbon, dan perlindungan serta restorasi ekosistem alami seperti hutan dan mangrove adalah investasi krusial untuk masa depan planet ini. Tantangan perubahan iklim bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan realitas yang sedang kita hadapi di pertengahan 2025, menuntut tindakan nyata dan kolaborasi lintas batas negara dan sektor.


Sumber: BMKG, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), dan laporan berita iklim internasional 
 

APRECIATION POST

 


🏆Pulang PIMNAS bawa juara dengan kreativitas!🏆
 
Halo Enviro Muda!🌱
Mahasiswa UII baru saja mengikuti ajang perlombaan di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 di Universitas Airlangga.

Selamat untuk PKM UII Tim Hydro Nexus,
1. Elisa Siti Maesaroh (TL 21)
2. Ahmad Azamuddin (TL 21)
3. Fitriyanto (Arsitektur)
 atas pencapaian yang telah diraih pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIIMNAS) ke-37, yaitu medali perunggu kategori poster kelas PKM-GFT.

Kami ucapkan terima kasih kepada Tim PKM UII yang telah berjuang. Semoga menjadi motivasi untuk teman-teman lainnya.

APRECIATION POST

 



🏆 First Winner Ideathon Competition 🏆

Halo Enviro Muda! 🌱
Kabar membanggakan datang dari Program Studi Teknik Lingkungan UII! Tim mahasiswa TL UII berhasil meraih Juara Pertama pada Ideathon Competition yang diselenggarakan oleh SCORP CIMSA dengan tema “Bridging the Gap, Building Innovation for Climate Resilience, Adaptation, and Mitigation”.

Dengan inovasi bertajuk:
ReefsResilience Prints: Inovasi Terumbu Karang Buatan Berbasis 3D Printing dan Limbah Industri”,
tim ini menunjukkan bagaimana teknologi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan untuk melestarikan ekosistem laut. 🌊✨

Selamat kepada :
1. Wahda A. Nuurussyahba TL 19
 2. Itmamul Wafa TL 21
3. Julian B. Mangold TL 21
Dosen pembimbing Ikrom Mustofa S.Si., M.Sc. atas pencapaian luar biasa ini! 💪

Terima kasih telah membawa nama baik Teknik Lingkungan UII dan menjadi inspirasi bagi kami semua. Mari terus berkarya demi bumi yang lebih baik! 🌍✨






Gedung FTSP UII, Jln. Kaliurang KM 14, Sleman, Yogyakarta
085745282512 (INFOKOM)
082280127238 (HUBLU)

SEND US A MESSAGE