Hasil Forum Discussion Bersama Pendiri Sekolah Tani Muda Bapak Muhammad Qomarun Najmi
Pangan di bagi menjadi dua
yaitu produksi dan distribusi. Produksi, walaupun harga murah tetapi
petani atau produsen berprinsip bahwa konsumen suatu saat akan membutuhkan
(ketergantungan) maka dari itu petani atau produsen tidak akan merugi karena
itu akan menjadi investasi mereka di kemuadian hari sekitar 5-10 tahun
mendatang. Suatu hal yang menjadi permasalahan
adalah distribusi karena adanya Covid-19 distribusi banyak kendalanya karena
pembatasan sosial di berbagai lini seperti tranportasi ataupun karena
industri-industri yang biasa memasok hasil tani mereka gulung tikar/tutup.
Dengan adanya program petani
muda di harapkan generasi-generasi seperti sekarang lebih mengerti dan mau
belajar tentang bertani, dan lebih memahami betapa pentingnya pangan untuk
keberlangsungan hidup.
Sebenarnya Indonesia cukup
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, namun karena adanya krisis
yang bermunculan membuat Indonesia melakukan impor bahan pangan. Ingat kata
bung Karno “ Kita itu tidak miskin, tetapi kita itu dimiskinkan.” Hal itu yang
memicu para petani untuk menyuruh anaknya tidak menjadi petani juga. Oleh
karena itu, daerah persawahan banyak yang dijual guna menutupi kebutuhan serta
agar tidak dilanjutkan oleh anak-anak mereka.
0 komen: